-->
Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 25 Februari 2013

Jenis Kabel dalam Jaringan


Jenis-jenis Media Transmisi/Kabel dalam Jaringan

Kabel yang digunakan pada jaringan komputer ada berbagai macam jenis mulai dari yang penghantarnya pendek hingga jauh, dari yang penghantarnya lambat hingga cepat. Berikut ini berbagai jenis kabel yang umum dipakai:

  • Thin Ethernet (Thinnet)

Thin Ethernet atau Thinnet memiliki keunggulan dalam hal biaya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan tipe pengkabelan lain, serta pemasangan komponennya lebih mudah. Panjang kabelthin coaxial/RG-58 antara 0.5 – 185 m dan maksimum 30komputer terhubung.

  • Thick Ethernet (Thicknet)


Dengan thick Ethernet atau thicknet, jumlah komputer yang dapat dihubungkan dalam jaringan akan lebih banyak dan jarak antara komputer dapat diperbesar, tetapi biaya pengadaan pengkabelan ini lebih mahal serta pemasangannya relatif lebih sulit dibandingkan dengan Thinnet. Pada Thicknet digunakan transceiver untuk menghubungkan setiap komputer dengan sistem jaringan. Panjang kabel transceiver maksimum 50 m, panjang kabel Thick Ethernet maksimum 500 m dengan maksimum 100transceiver terhubung.
  • Twisted Pair Ethernet

Kalau di lihat kabel twisted pair mirip dengan kabel pada telepon. Di dalamnya ada beberapa pasangan kabel yang saling dipelintir dengan pasangannya sehingga disebut twisted pair. Maksud dari pelintiran kabel adalah mengurangi interferensi, derau (noise) dan gangguan yang masuk. Ada 2 macam kabel ini, yaitu:
  1. Shielded Twisted Pair (STP), kabel dengan selubung pembungkus
  2. Unshielded Twisted Pair (UTP), kabel tanpa selubung pembungkus
Fungsi selubung untuk penahan (grounding) untuk mengurangi gangguan jadi kabel STP lebih bagus dibandingkan UTP.

Karakteristik utama kabel twisted pair adalah sebagai berikut:
  1. Kabel yang dipelintir satu sama lain untuk mengurangi interferensi listrik.
  2.  Dapat terdiri atas dua, empat atau lebih pasangan kabel.
  3.  Dapat melewatkan sinyal sampai 10 Mbps.
  4. Koneksi menggunakan RJ-11 atau RJ-45.
  5. STP tahan gangguan daripada UTP sehingga kecepatannya sampai 100 Mbps.
  6.  Dibutuhkan hub untuk membangun sebuah LAN.
  7. Lebih mudah dipelihara karena kerusakan pada satu saluran tidak menganggu saluran lain.Karakteristik utama kabeltwisted pair adalah sebagai berikut:
  8. Kabel yang dipelintir satu sama lain untuk mengurangi interferensi listrik.
  9.  Dapat terdiri atas dua, empat atau lebih pasangan kabel.
  10.  Dapat melewatkan sinyal sampai 10 Mbps.
  11. Koneksi menggunakan RJ-11 atau RJ-45.
  12.  STP tahan gangguan daripada UTP sehingga kecepatannya sampai 100 Mbps.
  13.  Dibutuhkan hub untuk membangun sebuah LAN.
  14.  Lebih mudah dipelihara karena kerusakan pada satu saluran tidak menganggu saluran lain.
  • Fiber Optic



Jaringan yang menggunakan Fiber Optic (FO) biasanya perusahaan besar, dikarenakan harga dan proses pemasangannya lebih sulit. Namun demikian, jaringan yang menggunakan FO dari segi kehsaudaralan dan kecepatan tidak diragukan. Kecepatan pengiriman data dengan media FO lebih dari 100 Mbps dan bebas pengaruh lingkungan.






Jumat, 22 Februari 2013

"Microsoft Tidak Lagi Perusahaan Keren"


CALIFORNIA - Mantan petinggi Microsoft, Joachim Kempin terus melontarkan kritikan terhadap Microsoft, mulai dari sang Chief Executive (CEO) Steve Balmer, sistem operasi Windows 8, hingga tentang perusahaan itu sendiri. Dalam sebuah wawancara, Kempin menilai Microsoft bukan lagi sebuah perusahaan yang keren.

Dalam wawancara yang sama, ia juga mengatakan produk terbaru yang dirilis Microsoft tidak membantu mendongkrak popularitas Microsoft. Bahkan, dia menyindir Windows 8 kalah populer dibandingkan Windows 95.

"Perusahaan itu telah kehilangan aura kerennya. Saya membandingkan saat ini dengan peluncuran Windows 95, ketika orang-orang berbaris mengitari blok pada tengah malam. Ini tidak terjadi dengan Windows 7 atau Vista. Bahkan itu nyaris tidak terjadi dengan Windows 8. Tapi hal itu terjadi setiap kali Apple meluncurkan produk baru," beber pria yang bekerja untuk Microsoft selama dua dekade antara 1983 dan 2003, seperti dilansir dari Softpedia, Kamis (14/2/2013).

Menurutnya, ada sesuatu yang salah dengan Microsoft karena perusahaan itu pada dasarnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya. "Saya pikir Steve belum merakit tim yang tepat untuk mendorong perusahaan ke depan. Saya tidak melihat visioner teknisi di sana. Mereka memiliki ide-ide hebat dalam kelompok penelitiannya, tapi ide-ide itu tidak melihat cahaya," pungkasnya.

Bahkan sebelumnya, Kempin menyarankan raksasa piranti lunak yang berbasis di Redmond, Washington, Amerika Serikat (AS), itu untuk mencari pengganti Ballmer dari luar perusahaan. Sosok CEO dari luar Microsoft, kata Kempin, bisa memberikan ide-ide segar untuk kepemimpinan perusahaan itu.

Sumber : http://totalartikel.blogspot.com/2013/02/microsoft-tidak-lagi-perusahaan-keren.html#.USfvGSY-ulE

Rabu, 20 Februari 2013

Gangguan dan Perbaikan Mesin Jahit


Mengatasi ganguan pada mesin jahit, berbagai macam jenis gangguan yang dijumpai pada pemakaian mesin jahit harus di cari penyababnya dan diusahakan perbaikan-parbaikan agar hasilnya memuaskan. Berikut beberapa pentunjuk untuk mengatasi gangguan mesin jahit.

1. Mesin tidak lancar dan berisik.
Penyebab dari gangguan ini terjadi karena kurang minyak pelumas pada mesin jahit, selain itu pelumas yang digunakan tidak bermutu baik. Adanya benang-benang yang lepas menyangkut pada mesin dan juga penumpukan debu dan sisa serat kain pada gigi mesin.
Perbaikan pada gangguan tersebut di mulai dari membersihkan mesin dari serat-serat kain dan benang yang tertinggal dengan kuas atau sikat. Memberikan minyak pelumas pada throat plate (penutup gigi) dengan pelumas yang berkualitas baik.

2. Benang jahitan atas sering putus.
Penyebab gangguan antara lain benang jahit menyangkut karena menjahit dengan arah yang salah. Memasang jarum tidak tepat pada tempatnya yang menyebabkan jarum cepat tumpul atau bengkok sehingga ketegangan benang menjadi terlalu besar. Benang terlalu kasar atau terlalu halus yang tidak sesuai dengan jenis kain yang digunakan.
Perbaikan pada gangguan tersebut dapat dilakukan dengan cara:
1) menganti jarum dengan jenis yang baik,
2) menyesuaikan nomor benang dengan nomor jarum yang akan digunakan,
3) setel kembali rumah sekoci dan kendurkan tegangan dengan memperhatikan keseimbangan dengan benang jahit bawah,
4) tarik kain kearah belakang mesin jahit.

3. Benang jahit bawah sering putus
Penyebab gangguan antara lain: benang jahit tidak rapi digulung pada spul/kumparan, tegangan benang pada sekoci (bob bin case) terlalu besar, benang tidak sempurna lewat rumah sekoci, dan banyak debu terdapat pada mekanisme mesin.
Perbaikan pada gangguan tersebut dapat dilakukan dengan cara:
1) bersihkan bagian mekanisme mesin,
2) garis tengah sekoci harus rata secara keseluruhan sehingga benang lewat pada arah yang seharusnya,
3) kurangi ketegangan dan benang dan sesuaikan dengan tegangan benang atas.

4. Benang sering putus.
Gangguan terjadi karena jarum tidak pada tempatnya sehingga sering mengenai hook dan menyebabkan jarum tumpul. Jenis jarum tidak sesuai dengan kain yang digunakan. Setelah selesai menjahit kain ditarik kearah yang salah.
Perbaikan dapat dilakukan dengan cara:
1) Ganti jarum, sesuikan antara benang jahit, jarum dan kain,
2) Pasanglah jarum pada tempat yang tepat,
3) kendurkan tegangan dengan memperhatikan keseimbangan antara benang atas dan benang bawah jahitan.
Penyabab gangguan yang lain: jarum tidak tepat pada tempatnya, jarum tumpul, ukuran benang tidak sesuai dengan jarum yang digunakan, benang atas tidak melewati jalan yang benar.
Perbaikan pada gangguan tersebut dilakukan dengan cara:
1) ganti jarum dengan yang tajam dan pasang pada tempat yang tepat,
2) Sesuaikan bengan dengan nomor jarum,
3) Pasang benang melewati jalur yang seharusnya.

5. Jerat benang mengerut
Penyebab gangguan antara lain: tegangan benang terlalu kuat, benang tidak melewati jalan yang benar, jarum terlalu besar untuk jenis kain yang digunakan, dan benang bagian bawah tidak digulung dengan rapi.
Perbaikan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) kendurkan tegangan dengan memperhatikan keseimbangan dengan benang jahitan bawah,
2) sesuaikan jarum sehingga benang atas melewati jalan yang benar,
3) sesuaikan nomor jarum dengan bahan yang digunakan.

6. Jerat benang kendur.
Penyebab gangguan antara lain: tegangan benang atas terlalu kendur atau terlalu kencang, pegas pengatur tegangan pada rumah sekoci terlalu besar, dan ukuran jarum tidak sesuai dengan jenis kain.
Perbaikan dapat dilakukan dengan:
1) kendurkan tegangan dengan memperhatikan keseimbangan dengan benang jahitan bawah,
2) sesuaikan tegangan benang atas dengan benang bawah,
3) sesuaikan antara benang jahit, jarum dan kain yang akan digunakan.

7. Jalannya kain tidak lancar.
Penyebab gangguan antara lain: banyaknya serat berkumpul di sekitar gigi penyuap dan tinggi rendahnya gigi penyuap tidak sasuai.
Perbaikan dapat dilakukan dengan cara:
1) bersihkan bagian gigi penyuap kemudian beri pelumas kemudian tutup kembali dengan cepat,
2) atur mekanisme dan knop gigi penyuap.

Sumber :
http://okrek.blogspot.com/2011/06/gangguan-dan-perbaikan-mesin-jahit.html

Konsep Dasar Pecah Pola Busana Wanita


Busana wanita mempunyai desain yang beraneka ragam. Karena beranekaragamnya desain pakaian wanita ini, sering kali kita kesulitan dalam melakukan pecah pola busananya.
Busana wanita memerlukan teknik pecah pola yang lebih cermat dibandingkan pakaian pria dan anak-anak. Pakaian wanita yang dibuat hendaklah dapat menonjolkan sisi feminim dari wanita dan dapat menonjolkan kelebihan yang dimilikinya sehingga dalam berpenampilan terlihat cantik, rapi dan menarik. Untuk itu dalam pembuatan pakaian perlu dilakukan pecah pola yang benar sesuai dengan desain dan bentuk tubuh sipemakai. Agar pola yang dihasilkan sesuai dengan desain dan bentuk tubuh maka terlebih dahulu perlu dilakukan analisa bentuk tubuh dan analisa desain.
Bentuk tubuh wanita secara umum ada 5 macam yaitu ideal, kurus tinggi, gemuk tinggi, kurus pendek dan gemuk pendek. Bentuk tubuh wanita yang baik tentunya adalah bentuk tubuh yang ideal dimana terdapat keseimbangan antara berat badan dan tinggi badan dan mempunyai proporsi tubuh yang seimbang.
Desain pakaian yang dibuat adakalanya terlihat indah karena dibuat pada proporsi tubuh yang seimbang atau bentuk tubuh yang ideal.
Namun belum tentu desain yang sama cocok di pakai oleh orang yang bertubuh kurus atau gemuk. Jadi dari analisa bentuk tubuh ini kita dapat menyesuaikan pola dengan bentuk tubuh sipemakai, dengan kata lain kekurangan bentuk tubuh dapat tertutupi dengan teknik pengembangan pola yang tepat. Misalnya untuk bentuk tubuh yang gemuk hendaklah hindari pakaian yang mengembang atau yang berkerut banyak seperti rok kerut atau rok kembang dan model lengan balon atau lonceng. Jika menggunakan lengan balon atau lengan yang lebar pada ujung lengan hendaklah pengembangannya disesuaikan dengan bentuk tubuh gemuk tersebut artinya pengembangannya tidak terlalu lebar.
Selain analisa bentuk tubuh di atas dilakukan analisa desain. Analisa desain pakaian dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Memperhatikan desain secara keseluruhan.
Lihat gaya berdiri dari model. Umumnya desain digambarkan dengan gaya berdiri menghadap kedepan atau miring tiga per empat. Perbandingan letak bagian-bagian busana pada sikap berdiri model akan lebih memudahkan kita memahami desain pakaian yang akan dibuat.

2. Memahami gambar bagian-bagian busana pada desain.
Gambar bagian-bagian busana yang dimaksud merupakan garis-garis pakaian pada desain, misalnya garis leher, garis lingkar badan, garis pinggang, garis panggul, garis tengah muka dan tengah belakang, garis lingkar kerung lengan, garis besar lengan dan garis batas kup atau tinggi dada. Garis-garis ini akan memudahkan kita untuk menganalisa bagianbagian busana yang ada pada desain.
a. Desain pakaian pada badan bagian atas.
Desain pakaian pada badan bagian atas meliputi bentuk garis leher atau kerah, lengan, kantong, garis hias, kup dan belahan pakaian. Letak garis leher dapat dilihat dengan membandingkan garis leher dasar dengan garis leher pada desain. Perkiraan ukuran inilah yang menjadi pedoman dalam merobah garis leher pada pakaian.
Begitu juga dengan lengan dan badan. Desain lengan apakah berbentuk lengan kop, lengan poff, lengan balon dan lain sebagainya.
Khusus untuk bagian badan, kita harus memperhatikan letak kup apakah kup berada pada tempat biasa atau disalurkan ke tempat lain atau dihilangkan menjadi garis hias. Hal ini penting karena kup merupakan bagian yang dapat menonjolkan sisi feminim wanita.
Perhatikan juga garis belahan pakaian untuk menghindari kesalahan dalam memberi tanda pola dan menggunting kain.
b. Desain pakaian bagian bawah
Pakaian bagian bawah dapat berupa rok atau celana. Namun celana ataupun rok mempunyai desain yang bervariasi. Terlebih dahulu pahami desain rok yang ada pada desain seperti desain rok, ukuran panjang rok, lebar rok, kembang rok (jika rok kembang) dan kerutan rok (jika rok dikerut). Begitu juga dengan desain celana, pahami desain celana, ukuran celana, lebar celana atau besar celana dan lain sebagainya.

3. Memahami letak jatuh pakaian pada badan.
Bahan atau kain yang cocok untuk sebuah desain dapat dilihat dari letak jatuh pakaian pada badan. Hal ini dapat diamati pada bagian sisi atau bagian bawah pakaian. Jika dilihat pada bagian sisi, bahan yang jatuhnya lurus ke bawah atau agak kaku dapat diperkirakan bahannya tebal dan kaku. Sebaliknya jika jatuh bahan mengikuti bentuk tubuh berarti bahan yang digunakan bahan yang tipis atau melangsai. Begitu juga jika dilihat pada bagian bawah rok/pakaian. Bagian bawah rok yang terlihat agak bergelombang, maka bahan yang digunakan tipis atau melangsai sebaliknya bagian bawah yang lurus dan terlihat agak kaku,berarti menggunakan bahan yang agak tebal dan kaku.
Agar dapat menganalisa bentuk tubuh dan model pakaian denganbaik dan benar diperlukan latihan yang banyak sehingga memudahkankita dalam membuat pecah pola busana yang sesuai dengan desain.

Sumber :
http://okrek.blogspot.com/2009/12/konsep-dasar-pecah-pola-busana-wanita.html

Interlining merupakan pelapis antara


nterlining merupakan pelapis antara, yang membantu membentuk siluet pakaian. Interlining sering digunakan pada bagian-bagian pakaian seperti lingkar leher, kerah, belahan tengah muka, ujung bawah pakaian, bagian pundak pada jas, pinggang dan lain-lain. Interlining banyak jenisnya, diantaranya ada yang mempunyai lem atau perekat dan ada yang tidak berperekat. Interlining yang mempunyai lem atau perekat biasanya ditempelkan dengan jalan disetrika pada bahan yang akan dilapisi. Begitu juga dengan ketebalannya. Interlining ini ada yang tebal seperti untuk pengeras kerah dan pengeras pinggang.
Interlining yang relatif tipis dapat digunakan untuk melapisi belahan tengah muka, saku, deppun leher, kerah dan lain-lain.
Jenis-jenis interlining antara lain :
· Trubenais yaitu kain pelapis yang tebal dan kaku, baik digunakan untuk melapisi kerah kemeja dan kerah board atau krah yang letaknya tegak atau kaku dan ban pinggang. Trubenais ini ada yang dlapisi plastik dan ada juga yang tidak dilapisi. Trubenais yang dilapisi lebih praktis dalam pemakaiannya karena hanya perlu disetrikakan pada bahan yang hendak dilapisi. Sedangkan trubenais yang tidak dilapisi plastik terlebih dahulu perlu dijahitkan pada bahan yang akan dilapisi. Trubenais jenis ini biasanya dipakai untuk melapisi ban pinggang rok atau celana.
· Fisilin yaitu pelapis yang relatif tipis dan mempunyai perekat/lem yang mencair jika disetrika. Jenis ini ada yang sangat tipis, sedang dan agak tebal. Yang baik kualitasnya biasanya yang sangat tipis. Jenis ini berbentuk serabut yang berupa lembaran dan mudah robek. Fisilint sering digunakan untuk melapisi kerah pakaian wanita, lapisan belahan, lapisan rumah kancing vasfoal, dan lain-lain.
· Bulu kuda, yaitu pelapis yang biasanya digunakan untuk melapisi bagian dada jas atau mantel. Berupa lembaran kain tipis yang berwarna agak kecoklatan dan mempunyai lem. Lem ini juga mencair jika disetrika pada bahaan yang akan dilapisi.
· Pelapis gula merupakan pelapis yang sangat cocok digunakan untuk melapisi bagian dada dan punggung pakaian resmi pria seperti semi jas. Pelapis ini berupa lembaran kain tipis berwarna putih yang dilapisi dengan lem berbentuk gula. Untuk melapisi bagian busana dapat ditempelkan dengan cara disetrika pada bahan.
Agar pakaian yang dihasilkan lebih bagus siluetnya hendaklah digunakan lining dan interlining yang tepat sehingga dapat mempertinggi mutu busana yang dihasilkan.


Sumber :

Menggambar Pola Busana Dengan Teknik Konstruksi Di Atas Kain


Menggambar pola dengan teknik konstruksi di atas kain berarti menggambar pola tidak menggunakan pola yang digambar di atas kertas, tetapi pola digambar langsung di atas kain yang merupakan bahan dasar dari pakaian yang akan dibuat pakaian. Pola digambar sesuai dengan desain yang telah ditentukan, dan berpedoman pada ukuran model/ukuran sipemakai. Langkah kerja yang dilakukan hampir sama dengan menggambar pola di atas kertas, tetapi pola yang digambar langsung mengikuti desain dan tidak berdasarkan pola dasar. Dengan demikian, desainnya jangan yang rumit, tetapidesain yang sederhana.
Untuk desain yang rumit sebaiknya menggambar pola berdasarkan pola dasar.


Alat dan bahan yang diperlukan untuk menggambar pola di atas kain adalah :
1) desain pakaian;
2) ukuran sipemakai;

3) bahan pakaian sesuai dengan desain;
4) centimeter;
5) rol pola;
6) kapur jahit (sebaiknya yang berbentuk pensil);
7) jarum pentul;
8) gunting kain.
Sebelum menggambar pola, tentu telah memiliki desain pakaian dan ukuran sipemakai, karena menggambar pola di atas kain akan berpedoman kepada kedua hal tersebut. Menggambar pola busanadengan teknik konstruksi langsung di atas kain, sebaiknya dilakukan untuk desain pakaian yang sederhana, baik untuk wanita, pria maupun untuk anak-anak.
Untuk desain pakaian yang sulit atau rumit sebaiknya dikonstruksi berdasarkan pola dasar, baik pola dasar badan, rok dan lengan.
Disarankan juga untuk desain yang sulit sebaiknya diuji cobakan terlebih dahulu. Menguji cobakan pola dapat dibuat dalam ukuran kecil (fragmen) terlebih dahulu. Membuat fragmen berarti kita membuat pakaian dengan ukuran yang lebih kecil. Fragmen yang dibuat sebaiknya dari bahan yang sama dengan bahan pakaian yang sebenarnya. Jika harga bahan pakaian terlalu mahal, untuk bahan fragmen dapat diganti dengan bahan yang memiliki sifat yang sama atau mendekati dengan sifat bahan utama.
Tujuan membuat fragmen adalah untuk melihat apakah desainnya sudah sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Garis-garis polanya sudah sesuai dengan desain pakaian, kupnya sudah tepat atau belum.
Untuk lebih jelasnya berikut ini dapat dilihat bagaimana cara menggambar pola dengan teknik konstruksi di atas kain, untuk wanita, pria dan anak-anak :


1. Menggambar pola busana dengan teknik konstruksi di atas kain untuk wanita dewasa.
Desainnya terdiri dari blus dan celana panjang. Blus memiliki belahan didepan, memiliki rumah kancing dan kancing sebanyak enam buah. Lengan licin/lengan suai, panjang lengan sampai batas pergelangan dan pada ujung lengan ada belahan dan dihiasi dengan tiga buah kancing. Pada badan bagian muka memiliki garis princes dengan bentuk simetris, yang dimulai dari pertengahan garis lingkar kerung lengan menuju puncak dada terus ke garis kupnat sampai panjang blus. Pada badan bagian belakang memiliki dua buah kup.
Kerah setengah berdiri. Panjang blus lebih kurang tiga puluh cm dibawah garis pinggang.
Celana panjang sampai mata kaki, pada tengah muka ada ritsluiting atau tutup tarik sepanjang lebih kurang 17 cm yang diselesaikan dengan menggunakan gulbi. Pakai kantong sisi dengan model simetris. Pinggang diselesaikan dengan menggunakan ban selebar 4 cm.


Desain
a. Cara mengambil ukuran
Ukuran dan cara mengambil ukuran yang diperlukan untuk menggambar pola konstruksi di atas kain, sesuai dengan model di atas adalah sebagai berikut :
1) Lingkar Leher, diukur sekeliling leher terbesar.
2) Lingkar Badan, diukur sekeliling badan terbesar dengan posisi cm tidak terlalu kencang dan tidak terlalu longgar dan ditambah 6 cm.
3) Lebar Muka, diukur enam atau tujuh cm dari lekuk leher kebawah, kemudian diukur datar dari batas lingkar kerung lengan kiri sampai batas lingkar kerung lengan kanan
4) Lingkar Pinggang, diukur pas sekeliling pinggang ditambah 6 cm
5) Tinggi Dada, diukur dari pinggang dibawah payu dara, keatas menuju puncak dada, dikurangi 4 cm.
6) Lebar Dada, diukur jarak antara payudara kiri dan kanan (untuk menentukan garis princes)
7) Panjang Punggung, diukur dari tulang belakang lurus sampai batas pinggang
8) Lebar Punggung, diukur 9 cm dari tulang leher belakang, pada garis tersebut diukur mendatar dari batas lingkar kerung lengan kiri sampai batas lingkar kerung lengan kanan.
9) Panjang Bahu, diukur dari bahu tertinggi/batas lingkar leher sampai ujung bahu/ batas bahu terendah ditambah 1 cm
10) Panjang Lengan, diukur dari bahu terendah sampai pergelangan tangan
11) Lingkar ujung lengan, diukur sekeliling ujung lengan
12) Tinggi duduk, diukur dari pinggang sampai batas panggul terbesar pada bagian belakang (dalam posisi duduk)
13) Lingkar Panggul, diukur melingkar pada pinggul yang paling tebal secara horizontal ditambah 4 cm.
14) Panjang celana, diukur dari pinggang sampai batas mata kaki  (sesuai dengan model)
15) Lingkar ujung kaki, Diukur sekeliling ujung kaki celana sesuai dengan ukuran yang diinginkan
16) Lingkar paha, diukur sekeliling paha terbesar Ukuran blus
1) Lingkar leher : 38 cm
2) Lingkar badan : 90 cm
3) Panjang muka : 33 cm
4) Lebar muka : 34 cm
5) Lingkar pinggang : 70 cm
6) Tinggi dada : 14 cm
7) Lebar dada : 23 cm
8) Panjang punggung : 37 cm
9) Lebar punggung : 35 cm
10) Panjang bahu : 13 cm
11) Panjang lengan : 54 cm
12) Lingkar ujung lengan : 22 cm
13) Tinggi duduk : 23 cm
14) Lingkar panggul : 96 cm
15) Panjang celana : 94 cm
16) Lingkar kaki celana : 42 cm
17) Panjang lutut : 54 cm


Keterangan pola bagian belakang
Bahan blus dilipat dua, pada bagian tepi kain digambar pola blus bagian muka, dan pada lipatan kain digambar pola blus bagian belakang, untuk langkah berikutnya ikuti keterangan berikut : Ukur tiga cm dari ujung kain, beri nama titik A, buat garis dari A ke F.
A - A1 = 1,5 cm,
A - A2 = 7 cm,
hubungkan A2 dengan A1 membentuk garis leher belakang.
F - F1 = 4 cm, buat garis mendatar.
A2 - A3 = panjang bahu, ujung bahu menyentuh garis datar F1.
A1 - B = 9 cm
G - B1 = ½ lebar punggung
A1 - G = ½ panjang punggung ditambah 1 cm
G - G1 = ¼ lingkar badan ditambah 1 cm.
Hubungkan titk A3 dengan B1 terus ke G1 (lingkar kerung lengan belakang).
A1 - C = panjang punggung.
C - C1 = ¼ lingkar pinggang ditambah 3 cm (untuk kup dan dikurangi 1 cm).
C - C2 = 1/10 lingkar pinggang
C2 - C3 = 3 cm.
Besar kup di bagi dua dibuat garis bantu sampai ketitik C4 dan C5 (panjang kup) hubungkan C2 dan C3 ke C4 dan C5 seperti gambar.
C - D = ukuran tinggi panggul.
D - D1 = ¼ lingkar panggul dikurangi 1 cm.
C - E = ukuran panjang blus,
E - E1 = D - D1.
E1 - E2 = 1 cm.
Bentuk garis sisi blus dengan menghubungkan titik G1 dengan C1, dan C1 ke D1 membentuk garis panggul, terus ke E2 seperti gambar.

b. Menggambar pola blus
Keterangan pola bagian muka
Kain dilipat dua, lalu disemat dengan jarum pentul, ukur dari tepi kain sebesar 7 cm (2 cm untuk lidah belahan dan 5 cm untuk lipatan) sepanjang tengah muka atau sepanjang ukuran blus. Samakan garis bantu pola belakang, seperti garis badan, pinggang, panggul dan panjang rok. Beri kode yang sama, seperti titik G pada badan, titik C pada pinggang, titik D pada panggul dan titik E pada panjang rok.
G - G1 = ¼ lingkar badan ditambah 1 cm.
C - C1 = ¼ lingkar pinggang ditambah 4 cm (3 cm untuk kup, dan 1 cm untuk kebesaran pola bagian muka dari pola belakang) D - D1 = ¼ lingkar panggul ditambah 1 cm.
E - E1 = D - D1,
E1 - E2 = 1 cm, dan dibentuk seperti gambar.
C - A1 = ukuran panjang muka.
A1 - A = 1/6 lingkar leher ditambah 2 cm,
A - A2 = 1/6 lingkar leher ditambah 1,5 cm.
A2 - F = panjang bahu,
F - F1 = 5 cm, buat garis mendatar,
A2 - F1 = panjang bahu.
A1 - G = 5 cm,
G - G1 = ½ lebar muka.
Hubungkan titik F1 ke G1 terus ke B1 seperti gambar (lingkar kerung lengan bagian muka).
C - C2 = 1/10 lingkar pinggang,
C2 - C3 = 3 cm (besar lipit kup).
E2 diukur 1,5 cm, dibuat garis putus-putus sampai ke C4 dan C5 (panjang kup)
Hubungkan C2 dan C3 ke C4 dan C5 seperti gambar.
Hubungkan titik B1 dengan C1, terus ke D1 dengan membentuk sisi
panggul, terus ke E2 seperti gambar.
Keterangan pola lengan
Menggambar pola lengan diatas kain yang terdiri dari dua lapis, dengan posisi bagian baik bahan berhadapan, dengan kata lain bahagian buruk bahan terletak pada bagian atas lalu digambar pola lengan sebagai berikut : ambil satu titik diberi nama titik A.
A - B = panjang lengan.
A - E = tinggi puncak lengan.
Dari titik E buat garis vertikal lebih kurang 20 cm kekiri dan kanan.
Dari titik A ukur ke C dan D ½ lingkar kerung lengan, letak titik C dan D harus menyentuh garis datar B.
Buat garis putus-putus (garis bantu) dari A ke C dan dari A ke D.
Garis bantu dari A ke C dan A ke E dibagi tiga.
A1 = 1/3 A - C
A2 = 1/3 A - E
A1 - A3 = A2 - A4 = 1,5 cm.
B3 = 1/3 C1 - A
C1 ke C2 turunkan 1 cm.
Hubungkan A dengan A4 dan D1 seperti gambar (lingkar kerung lengan bagian muka).
Hubungkan A dengan A4 dan B2 seperti gambar (lingkar kerung lengan bagian belakang).
B - B1 = ½ lingkar ujung lengan,
B - B2 = ½ ukuran lingkar ujung lengan
B2 - B3 = 1,5 cm
Hubungkan B dengan B3 (sisi lengan bagian belakang), dan B
dengan B1 seperti gambar (sisi lengan bagian muka)


Pola lengan
Ukuran yang diperlukan
1). Lingkar kerung lengan : 40 cm ( diukur dari pola badan)
2). Tinggi puncak lengan : 12 cm
3). Panjang lengan : 54 cm
Menggambar pola kerah dilakukan di atas kain yang berlipat dua.
A - C = lipatan kain.
A - B = ½ lingkar leher,
A - A1 = 3 cm,
A1 - C = 5 cm (lebar kerah).
B - D = 7 cm,
D - D1 = 4 cm.
Hubungkan A1 dengan B dengan garis melengkung (garis leher), B ke D1 (ujung kerah) dan dari C ke D1 melalui titik D.


c. Menggambar pola celana
Ukuran Celana
a). Lingkar Pinggang : 66 cm
b). Tinggi duduk : 23 cm
c). Lingkar Panggul : 96 cm
d). Panjang Celana : 90 cm


Pola bagian muka Pola bagian belakang
Keterangan menggambar pola celana wanita


Pola celana bagian muka
A - B = panjang celana.
A - C = 1/3 lingkar pesak dibagi 3 ditambah 4 cm.
C - D = C - E - ¼ lingkar pinggang ditambah 4 cm.
E - D1 = 4 cm tarik garis lurus sampai garis pinggang namakan titik H.
H - G = lingkar pinggang dibagi 4 ditambah 2 cm.
A - F = panjang lutut.
F - F1 = F - F2 = ½ lingkar lutut.
B - B1 = B - B2 = ½ lingkar kaki celana.
G - I = 3 cm.
G - j = 12 cm.
Hubungkan I dengan j seperti gambar saku sisi celana.
Hubungkan H dengan E seperti gambar ( pesak celana bagian muka ).
Hubungkan E dengan F2 terus ke titik B2, seperti gambar (garis sisi celana).
Hubungkan G dengan D membentuk garis panggul, terus ke titik B1 melalui titik F1 seperti gambar (sisi celana).


Pola celana bagian belakang
Pola celana bagian belakang digambar berdasarkan pola celana bagian muka, untuk itu pindahkan pola celana bagian muka dengan cara menjiblak sekaligus memindahkan tanda-tanda pola seperti titik
E, F2 dan B2.
E - E1 = 8 cm.
F2 - F3 = 4 cm.
B2 - B3 = 4 cm.
Hubungkan titik E1 dengan F3 terus ketitik B3 seperti gambar (garis sisi celana bagian belakang).
G - G1 = 4 cm.
H - H1 = 3 cm.
G1 - H1 = 1/4 lingkar pinggang dibagi ditambah 4 cm.
E1 - E2 = 1 cm,
Hubungkan H1 dengan E1 seperti gambar (pesak celana bagian belakang).
D - J = 5 cm.
J - J1 ditambah J - J2 = ½ ukuran lingkar panggul.


d. Memeriksa Pola
Memeriksa pola merupakan salah satu langkah dalam pembuatan busana. Pemeriksaan pola mencakup tentang kesuaian pola dengan desain yang telah dirancang. Dalam hal ini perlu diperhatikan apakah desain mengunakan garis princess, model saku, kerah, desain lengan, panjang baju, dan lain-lain. Selain itu juga perlu diperhatikan kesesuaian ukuran dengan pola yang telah dibuat. Untuk itu, pola yang telah selesai dibuat sebaiknya dicek atau diperiksa terlebih dahulu sebelum dilakukan pemotongan atau menggunting.
2. Menggambar pola busana dengan teknik konstruksi di atas kain untuk pria dewasa. Desain terdiri dari kemeja dan celana panjang.


Desain
Cara mengambil ukuran kemeja dan celana pria.
1) Panjang kemeja, diukur dari bahu tertinggi sampai panjang yang
sesuai dengan model.
2) Lingkar badan, diukur sekeliling badan terbesar ditambah 4 cm
3) Rendah bahu, diukur dari tulang leher belakang sampai batas pertengahan garis bahu pada punggung.
4) Rendah Punggung, diukur dari tulang leher belakang sampai batas pertengahan garis lingkar badan (untuk menentukan batas kerung lengan pada ketiak)
5) Lebar punggung, diukur dari pertengahan lingkar kerung lengan kiri sampai batas lingkar kerung lengan sebelah kanan.
6) Panjang punggung, diukur dari tulang leher belakang dalam posis lurus sampai bapas pinggang.
7) Lingkar leher, diukur sekeliling pangkal leher
8) Panjang lengan, diukur dari bahu terendah sampai panjang lengan pada model.
9) Lingkar lengan, diukur sekeliling garis siku selebar ukuran lengan pada model.
10) Lingkar manset, diukur lingkar ujung lengan ditambah 3 cm
11) Lebar manset, ukurannya disesuaikan dengan model
12) Panjang celana, diukur dari pinggang sampai panjang yang diinginkan.
13) Lingkar pinggang, diukur sekeliling pinggang.
14) Lingkar pesak, diukur dari batas pinggang belakang, melalui selangkangan menuju garis pinggang bagian muka.
15) Lingkar paha, diukur sekeliling paha terbesar
16) Lingkar panggul, diukur sekeliling panggul terbesar.
17) Lingkar ujung kaki celana, diukur sekeliling kaki celana sesuai dengan model.
18) Panjang lutut, diukur dari pinggang sampai batas lutut.
19) Lingkar Lutut, diukur sekeliling lutut sesuai dengan keinginan.
Ukuran : 1) Panjang kemeja : 75 cm
2) Lingkar badan : 100 cm
3) Rendah bahu : 4 cm
4) Rendah Punggung : 22 cm
5) Lebar punggung : 42 cm
6) Panjang punggung : 41 cm
7) Lingkar leher : 40 cm
8) Panjang lengan : 60 cm
9) Lingkar lengan : 30 cm
10) Lingkar manset : 20 cm
11) Lebar manset : 3 cm
12) Panjang celana : 103 cm
13) Lingkar pinggang : 74 cm
14) Lingkar pesak : 70 cm
15) Lingkar paha : 64 cm
16) Lingkar panggul : 94 cm
17) Lingkar kaki celana : 44 cm
18) Panjang lutut : 52 cm
19) Lingkar Lutut : 50 cm


Menggambar pola kemeja pria
Pola badan bagian muka Pola badan bagian belakang
Skala 1;4 Skala 1;4
Keterangan pola kemeja bagian muka
Bahan kemeja dilipat dua, pada bagian tepi kain digambar pola kemeja dengan urutan sbb. Ukur dari tepi kain kedalam sebesar 5 cm sepanjang tengah muka/sepanjang ukuran panjang kemeja dan ditambah dengan kampuh. Ambil satu titik pada garis tersebut yang diberi nama titik A, untuk langkah berikutnya ikuti keterangan berikut :
A - B = 2 cm,
A - C = ukuran rendah bahu,
B - D = ukuran rendah punggung,
B - E = ukuran panjang punggung,
A - F = panjang kemeja, setiap titik buat garis bantu ( garis putus - putus).
A - a1 = 1/6 lingkar leher ditambah 1 cm,
A - a = 1/6 lingkar leher ditambah 2 cm.
Hubungkan a dengan a 1 dengan garis bantu,
a - a 1 dibagi dua dinamakan titik g
g - g1 = 1,5 cm,
hubungkan a dengan a1 melalui titik g1 seperti gambar.
C - I = ½ lebar punggung ditambah 1 cm.
Hubungkan titik a ke I menjadi garis bahu.
I - x = C - D ,
Buat garis vertikal dari x ke I,
Garis I dan x dibagi tiga, sepertiga bagian dari x dinamakan titik i, i - i 2 = 1 s.d 2 cm.
D - L = ¼ lingkar badan ditambah 1 cm.
E - K = ¼ lingkar badan dikurangi 1 cm.
F - O = D - L yaitu ¼ lingkar badan ditambah 1 cm.
Hubungkan titik I dengan L melalui titik i2 seperti gambar (lingkarkerung lengan pola bagian muka).
O - O1 = 1 cm,
Hubungkan L dengan K dan dengan O1 seperti gambar (sisi badan).
Hubungkan a1 ke F dengan garis strip dan titik berselang seling (tanda tengah muka),
Hubungkan dari F terus ke O1 seperti gambar (bawah baju)
a1 - n = F - F1 yaitu 1,5 cm,
Hubungkan titik n dengan F1 dengan garis lurus.
Jarak rumah kancing lebih kurang 8 cm.
Keterangan pola kemeja bagian belakang Untuk menggambar pola kemeja bagian belakang yang dipedomani adalah pola kemeja bagian muka. Letakkan pola badan bagian muka diatas kain yang sudah dilipat untuk tengah belakang kemeja, dengan posisi tengah muka pola bagian muka dikurangi 1 cm, hal ini disebabkan karena pola kemeja bagian belakang lebih kecil dua centimeter dari pada pola bagian muka. Karena pola bagian muka dibuat setengah dari badan bagian muka, maka sepanjang garis tengah muka dikurangi satu centimeter, pada gambar dapat dilihat pengurangan pola bagian muka dengan keterangan sbb : Titik a1, D, E dan F adalah pindahan dari pola bagian muka. Dari titik a ke m diukur sama dengan titik F ke u yaitu 1 cm.
Sisi badan pola bagian belakang disamakan dengan pola bagian muka. Garis bahu pola bagian belakang dibuat berdasarkan pola bagian muka sbb:
I - H = 7 cm,
a1 - Q = 6 cm.
Sambungkan garis dari titik m keatas sampai sejajar dengan titik H, beri nama titik S.
S - H1 = ½ lebar punggung ditambah 1 cm.
Q1 - Q = 1/10 lebar punggung.
Hubungkan S ke Q dengan garis bantu.
S - Q dibagi dua diberi nama titik t.
t - t1 = 1,5 cm,
Hubungkan S dengan Q melalui titik t1, seperti gambar (lingkar lrher pola bagian belakang),
Q - H1 = garis bahu.
Hubungkan titik H1 dengan L seperti gambar (lingkar kerung lengan bagian belakang).
F - U = 1 cm, bentuk garis dari titik U ke garis sisi badan.
Hubungkan titik U dengan titik S dengan garis strip dan titik berselang seling ini adalah tanda garis tengah belakang pola badan.
Menggambar pola lengan di atas kain berlipat dua. Kain diukur menurut arah serat kain, sepanjang lebih kurang 50 cm dari tepi kain, lalu dilipat dua. Garis lipatan dijadikan garis tengah pola lengan.
Kemudian diikuti langkah kerja sbb :
Pada lipatan kain paling atas diambil satu titik dinamakan titik A.
A - B = panjang lengan.
A - C = B - D yaitu ukuran rendah punggung,
Buat garis empat persegi dengan menghubungkan titik A dengan B, A dengan C, B dengan D dan C dengan D.
C - F = ½ ukuran A - C,
Hubungkan A ke F dengan garis bantu.
A - L = ½ A - F.
L - L1 = 1,5 cm.
Hubungkan titik A dengan F, melalui L (kerung lengan bagian muka), Hubungkan A dengan F, melalui L1 (kerung lengan bagian belakang).
F - E = ½ F - D dikurangi 2 cm,
Buat garis horizontal kegaris A dan B, diberi nama titik K.
K - H = ½ ukuran lingkar lengan.
B - D1 = ½ ukuran lingkar ujung lengan dikurangi 2 cm.
Hubungkan F dengan D1, melalui titih H (sisi lengan muka dan belakang). B - B1 = 6 cm.
B1 - B2 = 9 cm (belahan ujung lengan kemeja).
Keterangan pola board dan kerah Pola board dan kerah dibuat menurut lebar kain, caranya diukur kain sepanjang lingkar leher yang ada pada pola bagian muka dan belakang ditambah dengan kampuh, kain dilipat dua dan digambar dengan urutan sbb :
A - B = 3 cm (lebar board pada lipatan kain).
A - C = ½ lingkar leher.
C - D = 1,5 cm
D - E = 2,5 cm.
Hubungkan B dengan D melewati titik E dan hubungkan A dengan C,
B dan D.
Pola kerah dibuat menyatu dengan boar.
B - F = 3,5 cm (lebar kerah).
E - G = B - F.
G - G1 = 1,5 cm,
G1 - G2 = 1,5 cm.
Hubungkan B dengan F, F dengan G2 dan E dengan G2.


Pola kerah
Keterangan pola saku kemeja
Saku kemeja digambar menurut arah panjang kain, dengan ukuran
sebagai berikut:
A - B = 11 cm,
A - C = 12 cm.
C - D = A - B ( lebar saku),
A - C = B - D (dalam saku).
Titik E = ½ C - D .
E - F = 1,5 cm.
Hubungkan A dengan B, A dengan C, B dengan D, C dengan F terus ke D.
Keterangan pola manset:
A-B = Lingkar Menset
A-C = 2 X Lebar Manset
C-D = A-B
A-C = B-D
A-E = ½ A-C
Keterangan pola klep manset:
A-B = 11 cm
A Lebarnya Lebih kurang 1,75 cm
B Lebarnya Lebih Kurang 2 cm


Pola celana pria
Pola bagian muka Pola bagian belakang
Keterangan menggambar celana pria
Pola bagian muka
Ambil titik A, buat garis mendatar dan garis tegak lurus.
A - C = panjang celana.
A - B = 1/3 lingkar pesak ditambah 5 cm
Buat garis datar kekiri dan kekanan.
B - D = B - E yaitu ¼ lingkar paha dikurangi 4 cm
(ukuran E ke D adalah ½ lingkar paha dikurang 4 cm).
D - F = F - G yaitu 3 cm,
Buat garis vertikal dinamakan titik H (buat garis antu).
H - I = 1 cm,
Hubungkan titik I - G dengan garis lurus terus ke D dengan garis melengkung.
I - N = ¼ lingkar pinggang ditambah 4 cm untuk kup.
I - Y = 1/10 lingkar pinggang.
Y - K = L - M yaitu 2 cm.
K - L = 3 cm.
N - O = 3 cm.
O - P = 13 cm,
Hubungkan O ke P dengan garis lurus (untuk saku samping).
A - Q = ukuran panjang lutut.
Q - R = Q - S yaitu 1/4 lingkar lutut dikurang 2 cm
(R ke S adalah ½ lingkar lutut).
C - C1 = C - C2 yaitu ¼ lingkar kaki dikurang 2 cm
(C1 ke C2 adalah ½ lingkar ujung kaki celana).
H - H1 = 4 cm.
I - I1 = 18 cm.
Hubungkan H1 dengan I1 seperti gambar.
Hubungkan N dengan C2 melewati titik E dan S seperti gambar, dan
hubungkan D dengan C1 melewati titik R.


Pola bagian belakang.
Pola celana bahagian belakang di buat berdasarkan pola bagian muka, caranya sebagai berikut : Pindahkan pola celana bahagian muka bersamaan dengan tanda-tanda pola. Garis sisi celana bahagian pinggang diberi nama titik A.
A - C = ¼ lingkar pinggang ditambah 2 cm untuk kup nat.
Hubungkan A dengan C, dengan membentuk sudut siku pada garis A ke C dan A ke E.
Titik B = ½ A - B.
B - B1 = 2 cm.
D - E = 5 cm,
Buat garis datar kekanan melewati pola bagian muka.
E - F ditambah E - H = ½ lingkar panggul.
I - Y = 8 cm,
Hubungkan titik C ke H dengan garis lurus, terus ke Y dengan garis melengkung.
K - M = L - N yaitu 4 cm.
Hubungkan titik Y ke M dengan garis melengkung, terus ke titik N dengan garis lurus seperti gambar.


3. Menggambar pola busana dengan teknik kontruksi di atas kain untuk anak-anak.
Desain busana anak-anak berikut ini adalah baju setali atau bebe, panjang baju setengah paha. Memiliki garis prinses dari pertengahan garis bahu melalui dada sampai panjang baju dengan model simetris. Lengan kop pendek. Pakai kerah polo. Pada bagian belakang pakai risleting panjang 30 cm. Bagian bawah baju agak sedikit kembang.
Cara Mengambil Ukuran
a. Lingkar badan, diukur sekeliling badan melalui ketiak ditambah empat centimeter.
b. Lingkar pinggang, diukur sekeliling pinggang ditambah dua centimeter.
c. Panjang punggung, diukur dari ruas tulang leher belakang yang
paling menonjol, sampai kebatas pinggang
d. Lebar punggung, diukur melebar di punggung, dari batas lingkar kerung lengan kiri sampai batas lingkar kerung lengan kanan.
e. Lebar muka, diukur melebar didada dari batas lingkar kerung kiri sampai batas lingkar kerung lengan kanan.
f. Panjang bahu, diukur dari batas leher sampai ujung bahu.
g. Lingkar Kerung lengan, diukur sekeliling lubang lengan datambah satu centimeter
h. Lingkar leher, diukur sekeliling leher
i. Panjang muka, diukur dari lekuk leher sampai batas pinggang.
j. Panjang lengan, diukur dari bahu terendah sampai panjang lengan sesuai dengan model.
k. Panjang baju, diukur dari lekuk leher sampai panjang baju sesuai dengann model.

Desain
Gambar 152. Desain busana anak
Ukuran :
Lingkar badan = 64 cm
Lingkar pinggang = 60 cm
Panjang punggung = 27 cm
Lebar punggung = 26 cm
Lebar muka = 25 cm
Panjang bahu = 8 cm
Lingkar Kerung lengan = 30 cm
Lingkar leher = 27 cm
Panjang muka = 23 cm
Panjang lengan = 13 cm
Panjang baju = 50 cm


Menggambar pola anak
Keterangan pola bagian muka Agar pola yang dibuat diatas bahan tidak bergeser, serta pola yang dibuat sesuai dengan desain model, perlu diperhatikan bentuk pola dan bahan dasar yang akan digunakan, untuk itu perhatikanlah  cara membuat pola diatas bahan berikut ini :
Ambil bahan dasar untuk busana anak yang lebarnya 115 cm, lipat dua dengan arah panjang benang (lungsin). Buat pola bagian
muka dengan cara;
A - A1 = 6 cm;
A - A2 = 8 cm.
A2 - C1 = panjang punggung.
A2 - B = panjang baju bagian muka.
A - C = ½ panjang punggung ditambah 1 cm.
C - G = ¼ lingkar badan ditambah 1 cm.
C1 - C2 = ¼ lingkar pinggang ditambah 1 cm.
Titik A3 = ½ panjang bahu.
B - B2 = 1/10 lingkar pinggang,
Hubungkan dengan A3, untuk garis prinses.
A2 - A4 = 9 cm (panjang bahu)
A3 - A4 = 3 cm (keluwesan garis bahu).
Hubungkan A3 dengan G (lingkar kerung lengan muka).
Ukur dari titik A sebanyak 3 cm.
Berikutnya adalah mengembangkan dari D1 kesisi kanan sebanyak 3 cm dari garis sisi pola muka beri titik D ke D2, dari D2 naikan 1 cm, bentuk garis tersebut dengan luwes seperti gambar (garis bawah baju).
Keterangan pola bagian belakang
C - C1 = A - A1
C - C2 = 1,5 cm.
C1 - C3 = A1 - C1
D - D3 = B - B1 ditambah 3 cm.
D1 - H = ½ lingkar badan.
C3 - C4 = ¼ lingkar pinggang.
Hubungkan H ke D3 (sisi badan belakang).
Hubungkan C1 ke H (kerung lengan belakang).
Hubungkan D ke D3 seperti gambar ( garis bawah baju)
Pola Lengan
Ukuran
Lingkar kerung lengan : 38 cm
Tinggi puncak lengan : 10 cm
Lingkar ujung lengan : 18 cm

Keterangan Pola lengan
A - B = panjang lengan,
A - C = tinggi puncak lengan,
A - D = A - E adalah ½ lingkar kerung lengan.
Puncak lengan digunting, dikembangkan kekiri dan kanan masing-masing 3 cm. Bentuk ujung

Slax

SLAX? Apa itu? SLAX adalah salah distro Linux yang besarnya tidak lebih dari 250 MB. Walaupun kecil, OS ini sudah memuat di dalamnya kebutuhan internet dan office. Distro ini dibuat oleh Tomas Matejicek. SLAX merupakan turunan Linux Slackware. Dan ram minimum yang dapat dipakai adalah 67 MB.

Download Slax Inggris

Senin, 18 Februari 2013

LUG STIKOM Surabaya diundang Kominfo Surabaya Guna Wujudkan “Surabaya The Real Open Source”



Suatu kebanggaan tersendiri bagi tim dariLinux User Group (LUG) STIKOM Surabayayang diundang pada  pertemuan antara Komunitas Open Source se-Surabaya dengan Pemerintah Kota (PemKot) Surabaya dalam rangka membangun sinergi antara komunitas, masyarakat, dan PemKot untuk mewujudkanSurabaya Future City berbasis Open Sourcepada Rabu (27/6/2012) lalu pukul 09.00 – 13.00 WIB di Ruang Rapat ATCS Lt.2 Gedung PemKot Surabaya.
Dalam pertemuan tersebut dipaparkan oleh pihak Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) PemKot Surabaya,  Bapak Adang Kurniawan, misi “Surabaya Goes Open Source” kini akan segera berubah menjadi “Surabaya The Real Open Source” bersama dengan seluruh komunitasOpen Source di Surabaya. Perubahan tersebut sebagai bentuk bahwa Surabaya telah memiliki dan menguatkan spiritnya untuk menggunakan dan lebih memasyarakatkan penggunaan perangkat lunak Open Source secara nyata di berbagai aspek bidang kehidupan.



Acara di mulai sambutan dari Bapak Chalid Buhari sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintahan Kota Surabaya, yang menjelaskan bahwa Surabaya memiliki banyak potensi dalam menerapkan programOpen Source di Instansi Pemerintahan, Pendidikan dan Swasta, sebab banyaknya Komunitas Open Source yang tersebar di Surabaya sebenarnya mampu untuk mewujudkan hal tersebut.

Disamping itu ternyata dari kepedulian Pemerintahan Kota Surabaya, saat ini sudah mulai menyisipkan beberapa kebijakan untuk SMA dan SMP di dalam kurikulum. Dalam kesempatan ini, Pihak Dinas Komunikasi dan Informatika selaku Pemerintah Kota Surabaya menjawab kebutuhan materi tentang Open Source di kalangan sekolah khususnya untuk Sekolah Menengah Atas dengan mencatat buku Diktat pelajaran TIK berbasis Open Source sebagai lading memperkenalkan Open Source pada generasi penerus bangsa. Rencananya buku materi tersebut akan segera diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kota Surabaya setelah ada koreksi dan revisi dari komunitas Open Source yang hadir.
Acara ditutup dengan ramah tamah dan obrolan santai antara komunitas sembari meniknati hidangan yang telah disiapkan oleh palaksana serta foto bersama sebagai dokumentasi.
Acara yang diadakan oleh Bidang Pos dan Telekomunikasi Dinas Kominfo ini juga dihadiri oleh berbagai komunitas Open Source di Surabaya, yaitu:

  • ClearOS Indonesia (COSI) [ clearos-indonesia.com ]
  • Fedora Indonesia [ fedora.or.id ]
  • Komunitas Linux Sabily Indonesia (KLSI) [ sabily-id.org ]
  • Komunitas Ubuntu Indonesia SubLoco Surabaya [ ubuntusurabaya.org ]
  • Linux Islami
  • SOERYA
  • Tajdid Linux
  • Paguyuban Pengguna BlankON Surabaya [ surabaya.di.blankon.in ]
  • Soerya (Sistem Operasi Surabaya) [ soerya.surabaya.go.id]
  • B-Lux
  • OSC-PENS (Open Source Community PENS)
  • LUG STIKOM [ lug.stikom.edu ]
  • KOELIT [ koelit.linux.or.id ]
  • KOLAG (Kelompok Linux Arek UNTAG) [ iso.web.id ]
  • ASLI NAROTAMA
  • KPLI ITS
  • Komunitas Linux Nasi Goreng [ linux-nasi-goreng.blogspot.com ]
  • Arek Linux UNAIR Surabaya
  • Sahabat BlankON Madiun
  • Komunitas OpenSUSE Indonesia (Surabaya) [ opensuse.or.id ]
  • ASLI
  • Kelompok Linux Arek Suroboyo (KLAS) [ klas.or.id ]
  • Sidoarjo Linux User (JOXER) [ sidoarjo.linux.or.id ]
  • Ayo Belajar Linux [ ayobelajar.linux.or.id ]
  • Komunitas OS Angkatan Laut
[yoe]

Sumber Foto dokumentasi: dok.pribadi/istimewa

Dasar-Dasar Inkscape


Mungkin ada beberapa di antara kalian yang masih bertanya-tanya saat membaca judul di atas. Apa sih inkscape itu? Disini akan kami bahas dengan bahasa yang sederhana agar dapat lebih mudah dimengerti.

Inkscape adalah aplikasi pengolah gambar vector yang bersifat open source. Lalu apa itu gambar vector? Gambar vector adalah gambar yang dibuat atau dibentuk dari titik, garis, kurva atau bidang dengan hitungan matematis. Agar lebih mudah menangkap maksudnya,kita contohkan seperti berikut. Gambar (bitmap)/foto itu tersusun atas titik-titik pixel yang jika diperbesar makaukuran titik pixelnya yang diperbesar, sehingga gambar menjadi pecah. Namun pada vector, gambar dibentuk dari garis pinggirnya, sehingga jika gambar diperbesar, maka bukan titik pixelnya yang diperbesar, tapi garis pinggirnya (outlinenya) yang diperbesar (banyak pixel akan ditambah sesuai dengan besar bidangnya).
perbedaan-vector-bipmap1
Dasar-dasar Inkscape :
Pada toolbar berderet banyak tools. Namun kami tidak akan membahas semuanya satu persatu, karena kalian bisa membaca dan mencobanya sendiri. Yang kami coba jabarkan disini adalah poin-poin pentingnya saja.
1. Tool standar pada Left Toolbar:
left-toolbar
  1. Select and transform obyek : memilih dan mengubah ukuran objek.
  2. Edit paths by nodes : mengubah mentuk objek melalui titik
  3. Tweak obyek by sculping or painting : mengubah bentuk dengan menarik atau mendorong objek ( distorsi / perusakan )
  4. Zoom in or out : memperbesar atau memperkecil gambar
  5. Create rectangles and squares : membuat objek persegi dan sejenisnya
  6. Create 3D boxes : membuat objek kotak 3 dimensi
  7. Create circles,ellipses and arcs : membuat objek lingkaran, setengah lingkaran dan sejenisnya
  8. Create stars and polygons : membuat objek bintang atau bangun segi banyak
  9. Create spirals : membuat objek spiral seperti obat nyamuk
  10. Draw freehands lines : membuat garis bebas
  11. Draw bezier curves and straight lines : membuat garis lengkung atau lurus
  12. Draw calligraphic or brush strpokes: membuat garis kuas atau kaligrafi
  13. Fill bounded areas : memberi warna pada objek
  14. Create and edit text objects : membuat teks
  15. Create diagram connectors : membuat garis penghubung diagram
  16. Create and edit gradients : membuat dan mengedit gradasi
  17. Pick colors from image : mengambil warna dari sebuah gambar
2. Tab Path pada toolbar. Memunculkan beberapa menu untuk mengolah gambar.
untitled
    a. Trace bitmap (shift + alt + b) : mentrace (mengubah) gambar bitmap secara otomatis ke dalam bentuk vector
    b. Union (ctrl ++) : menggabungkan dua buah objek menjadi satu
    c. Difference (ctrl +-) : mengurangi objek A dengan objek B
    d. Intersection (ctrl +*) : mengambil irisan dari perpotongan objek A dengan objek B
    e. Exclution (ctrl +^) : kebalikan dari intersection dimana yang diambil adalah bagian yang tidak berpotongan
    f. Division (ctrl +/) : membagi objek A sesuai objek B
    g. Cut path (ctrl+alt+/) : serupa dengan division hanya saja yang diambil adalah bagian outlinenya saja
    h. Combine (ctrl+k) : menggabungkan dua/lebih objek dengan tetap memunculkan outline
    I. Break Apart (shift+ctrl+k) : memisahkan objek-objek yang tidak saling bersinggungan
3. Color set
Pada saat anda membuat sebuah objek, maka inkscape akan secara otomatis memberi warna fill dan outline sesuai dengan setingan yang sedang aktif. Untuk mengganti warna fill dapat dilakukan dengan mengklik kiri warna pada toolbar di bawah ( objek harus dalam keadaan terpilih) atau dengan mengklik kanan pada tempat yang sama lalu memilih set fill. Untuk mengganti warna outline, dapat dilakukan dengan mengklik kanan warna pada toolbar di bawah lalu memilih set stroke ( objek harus dalam keadaan terpilih).
warna
Selebihnya bisa kalian coba-coba sndiri. Semakin banyak kalian mencoba, maka kalian akan semakin mengerti cara penggunaan suatu tools dan bagaimana mengkreasikan suatu tools untuk membuat objek-objek yang kreatif.
Sumber  :
 

Materi TKJ

Materi TBB